Kamis, 16 April 2015

KULTUR JARINGAN

 kultur stroberi.resize
Pengertian Kultur Jaringan
Menurut Suryowinoto (1991), kultur jaringan dalam bahasa asing disebut sebagai tissue culture. Kultur adalah budidaya dan jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. jadi, kultur jaringan berarti membudidayakan suatu jaringan tanaman menjadi tanaman kecil yang mempunyai sifat seperti induknya.
Kultur jaringan (Tissue Culture) merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif. Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap. Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah perbayakan tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan media buatan yang dilakukan di tempat steril.
Prinsip Dasar Kultur Jaringan
Kultur jaringan merupakan suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tumbuhan seperti protoplasma, sekelompok sel, jaringan atau organ serta menumbuhkannya dalam kondisi aseptik sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman lengkap kembali.
Teori yang mendasari tehnik kultur jaringan adalah teori sel oleh Schawann dan Scheleiden (1838) yang menyatakan sifat totipotensi (total genetic potential) sel, yaitu bahwa setiap sel tanaman yang hidup dilengkapi dengan informasi genetik dan perangkat fisiologis yang lengkap untuk tumbuh dan berkembang menjadi tanaman utuh, jika kondisinya sesuai.
Manfaat Kultur Jaringan
•      Melestarikan sifat tanaman induk
•      Menghasilkan tanaman yang memiliki sifat sama
•      Menghasilkan tanaman baru dalam jumlah banyak dalam waktu yang singkat
•      Dapat menghasilkan tanaman yang bebas virus
•      Dapat dijadikan sarana untuk melestarikan plasma nutfah
•      Untuk menciptakan varietas baru melalui rekayasa genetika. Sel yang telah direkayasa dikembangkan melalui kultur jaringan sehingga menjadi tanaman baru secara lengkap
•      Pelaksanaannya tidak tergantung pada musim.
Kelemahan Kultur Jaringan
•      Diperlukan biaya awal yang relatif tinggi
•      Hanya mampu dilakukan oleh orang-orang tertentu, karena memerlukan keahlian khusus
•      Bibit hasil kultur jaringan memerlukan proses aklimatisasi, karena terbiasa dalam kondisi lembap dan aseptik.
Keuntungan Kultur Jaringan
•      Pengadaan bibit tidak tergantung musim
•      Bibit dapat diproduksi dalam jumlah banyak dengan waktu yang relatif lebih cepat  (dari satu mata tunas yang sudah respon dalam 1 tahun dapat dihasilkan minimal 10.000 planlet/bibit)
•      Bibit yang dihasilkan seragam
•      Bibit yang dihasilkan bebas penyakit (menggunakan organ tertentu)
•      Biaya pengangkutan bibit relatif lebih murah dan mudah
•      Dalam proses pembibitan bebas dari gangguan hama, penyakit, dan deraan lingkungan  lainnya
•      Dapat diperoleh sifat-sifat yang dikehendaki
•      Metabolit sekunder tanaman segera didapat tanpa perlu menunggu tanaman dewasa
Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan adalah:
a. Pemilihan dan Penyiapan Tanaman Induk Sumber Eksplan
Tanaman tersebut harus jelas jenis, spesies, dan varietasnya serta harus sehat dan bebas dari hama dan penyakit. Tanaman indukan sumber eksplan tersebut harus dikondisikan dan dipersiapkan secara khusus di rumah kaca atau greenhouse agar eksplan yang akan dikulturkan sehat dan dapat tumbuh baik serta bebas dari sumber kontaminan pada waktu dikulturkan secara in-vitro.
b. Inisiasi Kultur
Tujuan utama dari propagasi secara in-vitro tahap ini adalah pembuatan kultur dari eksplan yang bebas mikroorganisme serta inisiasi pertumbuhan baru (Wetherell, 1976). ini mengusahakan kultur yang aseptik atau aksenik. Aseptik berarti bebas dari mikroorganisme, sedangkan aksenik berarti bebas dari mikroorganisme yang tidak diinginkan. Dalam tahap ini juga diharapkan bahwa eksplan yang dikulturkan akan menginisiasi pertumbuhan baru, sehingga akan memungkinkan dilakukannya pemilihan bagian tanaman yang tumbuhnya paling kuat,untuk perbanyakan (multiplikasi) pada kultur tahap selanjutnya (Wetherell, 1976).
c. Sentrilisasi
Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga sterail. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan. Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga harus steril.
d. Multiplikasi atau Perbanyakan Propagul
Tahap ini bertujuan untuk menggandakan propagul atau bahan tanaman yang diperbanyak seperti tunas atau embrio, serta memeliharanya dalam keadaan tertentu sehingga sewaktu-waktu bisa dilanjutkan untuk tahap berikutnya. Pada tahap ini, perbanyakan dapat dilakukan dengan cara merangsang terjadinya pertumbuhan tunas cabang dan percabangan aksiler atau merangsang terbentuknya tunas pucuk tanaman secara adventif, baik secara langsung maupun melalui induksi kalus terlebih dahulu. Seperti halnya dalam kultur fase inisiasi, di dalam media harus terkandung mineral, gula, vitamin, dan hormon dengan perbandingan yang dibutuhkan secara tepat (Wetherell, 1976). Hormon yang digunakan untuk merangsang pembentukan tunas tersebut berasal dari golongan sitokinin seperti BAP, 2-iP, kinetin, atau thidiadzuron (TDZ).
e. Pemanjangan Tunas, Induksi, dan Perkembangan Akar
Tujuan dari tahap ini adalah untuk membentuk akar dan pucuk tanaman yang cukup kuat untuk dapat bertahan hidup sampai saat dipindahkan dari lingkungan in-vitro ke lingkungan luar. Dalam tahap ini, kultur tanaman akan memperoleh ketahanannya terhadap pengaruh lingkungan, sehingga siap untuk diaklimatisasikan (Wetherell, 1976). Tunas-tunas yang dihasilkan pada tahap multiplikasi di pindahkan ke media lain untuk pemanjangan tunas. Media untuk pemanjangan tunas mengandung sitokinin sangat rendah atau tanpa sitokinin. Tunas tersebut dapat dipindahkan secara individu atau berkelompok. Pemanjangan tunas secara berkelompok lebih ekonomis daripada secara individu. Setelah tumbuh cukup panjang, tunas tersebut dapat diakarkan. Pemanjangan tunas dan pengakarannya dapat dilakukan sekaligus atau secara bertahap, yaitu setelah dipanjangkan baru diakarkan. Pengakaran tunas in-vitro dapat dilakukan dengan memindahkan tunas ke media pengakaran yang umumnya memerlukan auksin seperti NAA atau IBA. Keberhasilan tahap ini tergantung pada tingginya mutu tunas yang dihasilkan pada tahap sebelumnya.
f. Aklimatisasi
Dalam proses perbanyakan tanaman secara kultur jaringan, tahap aklimatisasi planlet merupakan salah satu tahap kritis yang sering menjadi kendala dalam produksi bibit secara masal. Pada tahap ini, planlet atau tunas mikro dipindahkan ke lingkungan di luar botol seperti rumah kaca , rumah plastik, atau screen house (rumah kaca kedap serangga). Proses ini disebut aklimatisasi. Aklimatisasi adalah proses pengkondisian planlet atau tunas mikro (jika pengakaran dilakukan secara ex-vitro) di lingkungan baru yang aseptik di luar botol, dengan media tanah, atau pakis sehingga planlet dapat bertahan dan terus menjadi bibit yang siap ditanam di lapangan. Prosedur pembiakan dengan kultur jaringan baru bisa dikatakan berhasil jika planlet dapat diaklimatisasi ke kondisi eksternal dengan keberhasilan yang tinggi.
Macam-Macam Kultur Jaringan
•      Kultur meristem, menggunakan jaringan (akar, batang, daun) yang muda atau meristematik
•      Kultur  anter, menggunakan kepala sari sebagai eksplan
•      Kultur embrio, menggunakan embrio. Misalnya pada embrio kelapa kopyor yang sulit dikembangbiakan secara alamiah
•      Kultur protoplas, menggunakan sel jaringan hidup sehingga eksplan tanpa dinding
•      Kultur kloroplas, menggunakan kloroplas. Kultur ini biasanya untuk memperbaiki atau membuat varietas baru
•      Kultur polen, menggunakan serbuk sari sebagai eksplannya.

 https://hipmagrounswagati.files.wordpress.com/2013/11/kultur-stroberi-resize.jpg

Jumat, 06 Februari 2015





PT. BINGGOW INDONESIA
PT.BINGGOW INDONESIA merupakan perusahaan yang bergerak di bidang budidaya tanaman hias yaitu memperbanyak tanaman begonia dan tanaman hias lainnya . Adapun visi dan misinya sebagai berikut :
Visi :    - Menjadi  produsen  tanaman hias yang terpercaya di  indonesia.
Misi :
- Mengembangkan tanaman hias khususnya begonia dengan kualitas yang bagus dan menciptakan jenis tanaman begonia yg lain dari hasil silangan (hibrid).

1.    KOMODITAS
  1.             Tanaman begonia
Dalam budidaya tanaman begonia ini Kami menggunakan perkembangbiakan vegetatif yaitu stek. Penyetekan bisa stek batang ataupun stek daun.

 1. Begonia abel carriere
     

2. Begonia bessie buxton











3. Begonia erythropylla 








 
2.      Tanaman hias lainnya
Tanaman hias lainnya yaitu seperti diffen, vioces, ruskus, dll. Caranya juga sama dengan cara stek tapi juga bisa dengan penyeplitan.

3.      Alat dan bahan yang diperlukan
Seperti :
·         Pasir          : merupakan bahan untuk menanam pada tanaman yang baru saja distek atau masa perakaran ( media perakaran). Pasir yang digunakan adalah pasir yang belum tercampur bahan bangunan atau yang masih original (pasir kali).

·         Tanah        : merupakan  media pertumbuhan atau untuk media bagi tanaman yang sudah distek atau diseplit yang sudah berakar.
·         Sekam       : untuk campuran media pertumbuhan.
·         Arang        : untuk campuran media pertumbuhan.
·         Pot             : untuk tempat menanamnya.
·         Sterefoam : digunakan untuk alas dalam pot atau sebelum media dimasukkan didalam pot diberi sterefoam terlebih dahulu.



2.    PENANGANAN QUALITY CONTROL PERUSAHAAN



Pengawasan Mutu merupakan bagian yang essensial dari Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik untuk memberikan kepastian bahwa produk secara konsisten mempunyai mutu yang sesuai dengan tujuan pemakaiannya. Keterlibatan dan komitmen semua pihak yang berkepentingan pada semua tahap yang merupakan keharusan untuk mencapai sasaran mutu mulai dari awal pembuatan sampai kepada distribusi produk jadi.
Ruang lingkup Pengawasan Mutu mencakup pengambilan sampel, penyetekan , penanaman, pembuatan media, dokumentasi dan prosedur pelulusan yang memastikan bahwa pengujian yang diperlukan dan relevan dilakukan, dan bahwa bahan-bahan yang tidak diluluskan untuk digunakan, atau produk jadi diluluskan untuk dijual atau didistribusikan, sampai kualitasnya dinilai memenuhi syarat.
Bagian Pengawasan Mutu secara keseluruhan memiliki tugas lain, memastikan tanaman tumbuh dengan baik tidak, mengecek atau memilih tanaman yang akan dijual atau dikirim , rujukan bahan dan produk, memastikan pelabelan yang benar pada pot dan produk, memastikan pemantaunan stabilitas produk, berpartisipasi dalam investigasi keluhan yang berkaitan dengan kualitas produk,dll. Semua kegiatan ini hendaklah dilakukan sesuai dengan prosedur tertulis dan, jika diperlukan, dicatat.
Pengambilan sample hendaklah dilakukan sesuai dengan prosedur yang disetujui tertulis yang menjelaskan :
Ø  Metode pengambilan sample;
Ø  Peralatan yang harus digunakan;
Ø  Jumlah sample yang harus diambil;
Ø  Instruksi setiap sub-divisi yang dibutuhkan sampel;
Ø  Jenis dan kondisi wadah sampel yang harus digunakan;
Ø  Identifikasi kontainer sampel;
Ø  Tindakan pencegahan khusus yang harus dilakukan, khusus yang berkaitan dengan pengambilan sampel beracun;
Ø  Kondisi penyimpanan;
Ø  Petunjuk untuk membersihkan;dan
Ø  Penyimpanan peralatan pengambilan sampel.
Pengujian yang dilakukan hendaklah dicatat dan mencakup sekurang-kurangnya data berikut :
a)      Nama bahan atau produk, dan bentuk sediaan jika ada;
b)      Nomor bets, produsen dan/atau pemasok jika ada;
c)      Referensi ke spesifikasi yang relevan dan prosedur pengujian;
d)     Hasil uji, termasuk observasi dan kalkulasi dan referensi ke sertifikat analisis;
e)      Tanggal pengujian;
f)       Paraf analisis yang melakukan pengujian;
g)      Paraf orang yang melakukan dan kalkulasi, jika ada;
h)      Pernyataan yang jelas tentang pelulusan atau penolakan atau status lain, tanggal dan tanda tangan dari personil penanggung jawab.


3 . PENANGANAN LIMBAH PERUSAHAAN
            Limbah dari perusahaan ini adalah berupa pot - pot bekas wadah media + tanaman, sterefoam jelek, tempat bahan baku atau bahan kemas yang telah dipesan.
Penanganan limbahnya dengan cara dibakar untuk limbah yang tidak bisa didaur ulang dan untuk yang bisa didaur ulang misalnya pada kardus-kardus atau botol plastik akan dikumpulkan yang kemudian akan dijual kepada pengepul-pengepul yang biasanya datang. Sedangkan limbah yang lain kebanyakan berupa sampah dedaunan atau organik sehingga dapat dijadikan kompos tanaman.

DASAR
1.      Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
2.      Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 13 Tahun 2010 tentang Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL) dapat disetujui dengan ketentuan sebagai berikut :
a.       Persetujuan ini merupakan rekomendasi untuk bahan pertimbangan proses perizinan operasi sesuai peraturan yang berlaku;
b.      Pemrakarsa wajib melaksanakan isi Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan dan Pemantauan Lingkungan (SPPL) dan memenuhi segala peraturan/ketentuan yang berkaitan dengan izin yang diberikan;
c.       Pemrakarsa dijawibkan untuk melakukan pengelolaan dampak sosial dan teknis seperti pengelolaan limbah cair, padat, lalu lintas, larian air hujan dan keberadaan air tanah;
d.      Persetujuan berlaku selama kegiatan sesuai dengan peruntukkan dan pemanfaatan ruang, tidak bertentangan dengan kepentingan umum serta bagi kegiatan dengan data-data tersebut diatas;
e.       Pengelolaan limbah/sampah dapat bekerja sama dengan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) atau pihak ketiga yang telah berizin sesuai ketentuan tang berlaku;
f.       Pemrakarsa wajib melakukan penanaman pohon peneduh atau yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
g.      Pemrakarsa wajib menjaga kebersihan dan keindahan disekitar lokasi kegiatan;
h.      Menyediakan tempat sampah dilokasi kegiatan yang dinggap penting dan strategis, dengan menyediakan 2 (dua) jenis tempat sampah, yaitu:
1.      Warna hitam untuk kategori sampah anorganik
2.      Warna hijau untuk kategori sampah organik
i.        Limbah cair proses pengolahan dari kegiatan saudara tidak dibuang secara langsung kesaliran yang menuju drainase, tetapi harus diolah terlebih dahulu, disarankan memiliki dan menggunakan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sederhana;
j.        Limbah produk yang tidak terpakai dan tempat pembungkus/media yang dihasikan dari usaha dan/atau kegiatan saudara tidak dibuang sembarang, tapi harus dikelola denganbaik sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
k.      Pemrakarsa wajib menguji kualitas air bersih sebanyak 1 (satu) titik pada air tanah di sekitar lokasi kegiatan ntuk mengetahui kualitas air bersih, dikhawatirkan jika suatu saat terjadinya pencemaran lingkungan BLH Temanggung dapat mengetahui kualitas air bersih sebelum terjadinya pencemaran, hal ini sesuai dengan Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/X/1990
l.        Pemrakarsa wajib membuat sumur resapan, lubang resapan biopori atau pengumpul air hujan, pelaksanaannya sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pemanfaatan Air Hujan.



1.     HRD dan standard Pegawai Perusahaan 

Perusahaan PT.BINGGOW INDONESIA mempunyai karyawan sejumlah 20 orang yang terbagi dalam pabrik.
Untuk pabrik  Hari kerja karyawan dari senin sampai jum’at, hari sabtu setengah hari dan hari minggu libur. Untuk jam kerjanya dari jam 07.30 sampai dengan 16.00
Istirahat dari jam 12.00 sampai jam 13.00, untuk hari jum’at istirahat dari jam 11.00 sampai jam 13.00.

2.      Produk hasil olahan dan sasaran pemakai local/Eksport/ Import Perusahaan

Produk yang dihasikan dari perusahaan ini adalah berupa tanaman hias khususnya begonia.
Sekarang ini tanaman hias banyak diminati oleh masyarakat karena bisa untuk penghias rumah atau dapat mempercantik rumah selain itu , sekarang banyak yang mempunyai hobi merawat tanaman hias. Harga tanaman hias juga relatif tergantung tanamannya dan trend.

3.     System Pemasaran produk/jasa Perusahaan 
                                                         
Pemasaran produk dilakukan dengan dipasarkan ke agen tanaman hias, pameran dan juga dapat pesan melalui online (memudahkan pembeli).
Kami juga mempunyai toko bunga sendiri untuk menjualnya. Kami baru menjangkau daerah Jawa, Bali, Sumantra.

4.     Pola Kerja Sama

5.     Kepedulian ke Lingkungan sekitar Perusahaan ( beasiswa, Rekruit tenaga kerja sekitar, dana social, pengabdian masyarakat dll)

1.      PT. BINGGOW INDONESIA  memberikan Reward atau penghargaan yang akan diberikan oleh perusahaan kepada karyawan setiap setahun sekali menjelang lebaran ‘Idul Qurban yang besarnya akan ditentukan kemudian. Adapun tujuan pemberian reward tersebut adalah untuk mendorong motifasi Karyawan dalam meningkatkan prestasi kerja. Reward dibuat dalam bentuk surat tertulis.
2.      Bagi karyawan yang menurut penilaian / pertimbangan perusahaan mempunyai kecakapan luar biasa, penuh inisiatif, mempunyai semangat kerja yang tinggi, berdedikasi, bertanggung jawab dalam membantu pengembangan perusahaan, maka perusahaan akan mempertimbangan kemungkinan promosi / kenaikan jabatan pada tingkat yang lebih tinggi dengan melihat formasi struktur kepegawaian bila mengijinkan.
3.      Memberi sosialisasi kepada masyarakat sekitar tentang menanam tanaman hias, supaya selain memperindah dapat juga melakukan program GO GREEN.
bekerja sama dengan perusahaan lain dengan sistem maklon.