Rabu, 05 Maret 2014

Polinasi



Penyerbukan, atau polinasi (dari bahasa Inggris, pollination cf. pollen, "serbuk sari"), adalah jatuhnya serbuk sari pada permukaan putik. Pada sebagian besar bunga, peristiwa ini berarti "jatuh pada bagian kepala putik". Penyerbukan merupakan bagian penting dari proses reproduksi tumbuhan berbiji.
Penyerbukan yang sukses akan diikuti segera dengan tumbuhnya buluh serbuk yang memasuki saluran putik menuju bakal biji. Di bakal biji terjadi peristiwa penting berikutnya, pembuahan.
Jenis penyerbukan
Abiotik
Polinasi abiotik mengacu pada situasi di mana penyerbukan dimediasi tanpa keterlibatan organisme lain. Hanya 10% dari tanaman berbunga diserbuki tanpa bantuan hewan. Bentuk yang paling umum dari penyerbukan abiotik, anemophily, adalah penyerbukan oleh angin. Bentuk penyerbukan dominan di rumput, konifer kebanyakan, dan pohon deciduous banyak. Hydrophily adalah penyerbukan oleh air, dan terjadi pada tanaman air yang melepaskan serbuk sari mereka langsung ke dalam air sekitarnya. Sekitar 80% dari semua penyerbukan tanaman biotik. Dalam gymnosperma, penyerbukan biotik umumnya insidental ketika itu terjadi, meskipun beberapa gymnosperma dan penyerbuk mereka saling disesuaikan untuk penyerbukan. Yang paling terkenal contoh mungkin adalah anggota dari Cycadales ketertiban dan spesies terkait kumbang. Conifera Kebanyakan anemophilous, mereka bergantung pada penyerbukan angin. Spesies abiotik diserbuki, 98% adalah anemophilous dan hydrophilous 2%, yang diserbuki oleh air.

Biotik
Lebih umum, proses penyerbukan membutuhkan penyerbuk: organisme yang membawa atau memindahkan serbuk sari dari anther ke bagian reseptif dari putik. Ini adalah penyerbukan biotik. Ciri-ciri berbagai bunga (dan kombinasinya) yang diferensial menarik satu jenis penyerbuk atau lain dikenal sebagai sindrom penyerbukan. Di alam liar ada sekitar 200.000 jenis hewan penyerbuk, yang sebagian besar adalah serangga.
Entomophily, penyerbukan oleh serangga, sering terjadi pada tanaman yang telah dikembangkan kelopak berwarna dan aroma yang kuat untuk menarik serangga seperti, lebah, tawon dan kadang-kadang semut (Hymenoptera), kumbang (Coleoptera), ngengat dan kupu-kupu (Lepidoptera), dan lalat ( Diptera).
Dalam zoophily, penyerbukan dilakukan oleh vertebrata seperti burung dan kelelawar, khususnya, Kolibri, sunbirds, spiderhunters, honeyeaters, dan kelelawar buah. Tanaman disesuaikan dengan menggunakan kelelawar atau ngengat sebagai penyerbuk biasanya memiliki kelopak putih dan aroma yang kuat, sedangkan tanaman yang menggunakan burung sebagai penyerbuk cenderung untuk mengembangkan kelopak merah dan jarang mengembangkan aroma (beberapa burung bergantung pada indra penciuman untuk menemukan makanan nabati ).
Penyerbukan Anthropophily oleh manusia, seringkali penyerbukan buatan yang digunakan dalam teknik hibridisasi.
– Reproduksi generatif merupakan sebuah peritiwa terjadinya individu baru yang didahului dengan peleburan dua sel gamet. Peristiwa ini disebut pembuahan. Pembuahan atau fertilisasi pada tumbuhan berbiji akan terjadi kalau didahului adanya proses penyerbukan atau persarian.
Penyerbukan adalah sampainya serbuk sari pada tempat tujuan. Pada tumbuhan Gymnospermae, tujuan serbuk sari adalah tetes penyerbukan, sedangkan pada tumbuhan Angiospermae, tujuan serbuk sari adalah kepala putik.

Jenis-jenis  penyerbukan
Berdasarkan asal serbuk sari
  • Autogami atau penyerbukan sendiri. Autogami dapat terjadi bila serbuk sari berasal dari bunga yang sama. Autogami sering terjadi pada saat bunga belum mekar disebut kleistogami.
  • Geitonogami atau penyerbukan tetangga, yaitu penyerbukan di mana serbuk sari berasal dari bunga yang berlainan tetapi masih dalam satu individu.
  • Alogami atau penyerbukan silang, yaitu penyerbukan di mana serbuk sari berasal dari bunga individu lain tetapi masih dalam satu species/jenis.
  • Bastar yaitu penyerbukan di mana serbuk sari dan putik berasal dari spesies lain.
Terjadinya penyerbukan belum memberi jaminan akan terjadinya pembuahan, karena buluh serbuk sari yang berasal dari serbuk sari dalam perkembangan selanjutnya belum tentu dapat mencapai sel telur, yang letaknya di dalam bakal buah jauh dari kepala putik. Pada beberapa jenis tumbuhan penyerbukannya tidak mungkin terjadi secara autogami (penyerbukan mandiri). Hal ini antara lain disebabkan oleh:

  • Dioseus (berumah dua), artinya alat kelamin jantan dan alat kelamin betina terdapat pada individu yang berbeda. Misalnya: melinjo dan salak.
  • Dikogami, bila putik dan serbuk sari suatu bunga masaknya tidak bersamaan. Dikogami dapat dibedakan atas: Protandri, bila serbuk sari suatu bunga masak lebih dulu dari pada putiknya. Contohnya: bunga jagung, seledri, dan bawang Bombay; Protogini, bila putik suatu bunga masak lebih dulu dari serbuk sarinya. Contohnya: bunga kubis, bunga coklat, dan alpukat.
  • Herkogami, ialah bentuk bunga yang sedemikian rupa, sehingga serbuk sari dari bunga tersebut tidak dapat jatuh pada kepala putiknya, kecuali dengan bantuan manusia atau hewan. Contoh: Anggrek, Vanili, dan lain sebagainya.
  • Heterostili, ialah bunga yang mempunyai benang sari dan tangkai putik tidak sama panjang. Contoh: tumbuhan familia Rubiaceae (kopi, kina, kaca piring, dan lain sebagainya).
Berdasarkan penyebab sampainya serbuk sari pada tujuan
  • Anemogami: penyerbukan yang disebabkan oleh angin. Ciri-ciri tumbuhan yang penyerbukannya dibantu oleh angin ialah: bunganya tidak bermahkota; serbuk; sarinya bergantungan kedudukannya; serbuk sarinya banyak dan ringan; kepala putiknya besar. Contohnya: rumput, tebu, dan alang-alang.
  • Zoidiogami: penyerbukan yang dibantu oleh hewan. Berdasarkan jenis hewannya dapat dibedakan lagi menjadi: Entomogami:penyebabnya adalahserangga.Tumbuhan yang penyerbukannya memerlukan bantuan serangga umumnya mempunyai ciri-ciri: mahkota bunga berwarna mencolok; mengeluarkan bau yang khas; mempunyai kelenjar madu Zoidiogame dibedakan menjadi beberapa jenis, yakni: Ornitogami: penyerbukan karena bantuan burung, terjadi pada tumbuhan yang bunganya mengandung madu atau air; Kiropterogami: penyerbukan karena bantuan kelelawar, terjadi pada tumbuhan yang bunganya mekar pada malam hari.; Malakogami: penyerbukan karena bantuan siput, terjadi pada tumbuhan yang banyak dilekati siput.
  • Hidrogami: penyerbukan karena bantuan air. Ini pada umumnya terjadi pada tumbuhan yang hidup di dalam air, misalnya Hydrilla.
  • Antropogami: disebut juga penyerbukan buatan atau sengaja, yaitu penyerbukan karena bantuan manusia. Hal ini dilakukan oleh manusia karena tidak terdapatnya vektor yang dapat membantu penyerbukan. Contohnya, tumbuhan vanili. pada kelompok padi, jagung, alang2 dsb penyerbukannya dibantu angin kebanyakan bunga diserbuki oleh serangga Burung Kolibri, salah satu hewan penyerbuk. Bunga Vanili, salah satu contoh tumbuhan yang penyerbukannya dibantu manusia.



Kamis, 20 Februari 2014

5 Cara Merawat Tanaman Hias Bunga Anggrek


Name:  merawatbungaanggrek.jpg
Views: 48814
Size:  50.3 KB

Merawat tanaman bunga anggrek agar tampilan indah menawan, rajin berbunga, tidak layu atau mati ada cara sederhana. Memelihara tumbuhan atau pohon anggrek dari kerusakan atau hama diperlukan pengamatan sehari-hari.

Berikut 5 tips yang bisa Anda lakukan dalam perawatan anggrek:


  1. Cahaya Matahari
    Intensitas matahari yang berbeda dibutuhkan masing-masing jenis anggrek. Selama pertumbuhannya tanaman anggrek memerlukan naungan. Seperti habitat aslinya, dimana tanaman anggrek tumbuh didalam hutan, menempel didahan pohon yang rindang. Phalaenopsis, jenis anggrek yang membutuhkan intensitas matahari paling rendah, 20%. Jenis lainnya pada kisaran 40% – 60%. Untuk naungan, yang mudah menggunakan paranet. Ketebalan paranet disesuaikan dengan kebutuhan intensitas sinar matahari jenis anggrek yang titanam. Agar daun-daun tidak menguning seperti terbakar, sebaiknya hindari masuknya sinar matahari secara langsung dan berlebihan.
  2. Penyiraman
    Media tanam sangat mempengaruhi penyiraman pada bunga anggrek. Selain itu besar kecilnya tanaman, temperatur lingkungan, kelembaban, aliran udara dan jenis pot yang digunakan juga perlu Anda perhatikan. Penyiraman yang baik langsung disemprotkan pada bagian akar, supaya langsung terserap. Agar tidak merusak media tanam, bunga dan daun anggrek, gunakanlah sprayer saat menyiram hingga butiran air yang keluar dapat diatur.

    Jangan menyiram anggrek terlalu banyak. Air yang menggenang dalam pot bisa membuat akar membusuk dan tanaman mati. Frekuensi penyiraman tergantung pada jenis anggrek. Anggrek yang mempunyai pseudobulb (anggrek simpodial) lebih tahan kering, misalnya : oncidium, dendrobium, cattleya. Penyiraman pada jenis anggrek ini cukup 1 – 2 kali sehari. Anggrek monopodial harus disiram lebih sering, 2 – 3 kali sehari, misal : phalaenopsis dan vanda. Waktu yang baik untuk melakukan penyiraman adalah pada pagi hari jam 07.00 - 09.00 dan sore hari jam 15.00 - 17.00.
  3. Pemupukan
    Fase pertumbuhan tanaman anggrek menjadi dasar dalam pemupukan. Fase vegetatif dan fase generatif adalah 2 jenis fase pertumbuhan anggrek. Fase vegetatif adalah periode pertumbuhan tanaman anggrek dari penyemaian sampai anggrek muda. Fase generatif adalah saat anggrek mulai dewasa dan telah siap berbunga. Pupuk yang kaya akan unsur N, yaitu bahan utama penyusun protein yang sangat dibutuhkan dalam proses pembelahan sel, dibutuhkan pada fase vegetatif. Ini menjadikan pertumbuhan tanaman lebih cepat. Pada fase generatif bisa diberikan pupuk dengan unsur hara P yang lebih tinggi. Yang berfungsi untuk merangsang proses pembentukan bunga. Vitamin dan hormon pertumbuhan juga bisa Anda tambahkan.

    Waktu yang tepat melakukan pemupukan adalah saat dimana mulut daun sedang terbuka, yaitu jam 08.00 - 10.00 dan atau jam 15.00 - 17.00. Sehingga proses penyerapan makanan berlangsung lebih cepat.

    Pemupukan yang baik adalah lewat daun, karena daun mempunyai daya serap yang lebih besar daripada akar. Jangan memberikan pupuk dengan cara menaburkan langsung ke dalam pot. Pupuk yang diserap akar hanya pupuk yang terbawa oleh air. Sementara sisanya akan mengendap dalam pot dan bisa menjadi tempat yang potensial untuk perkembangnya penyakit.
  4. Penggantian Pot
    Penggantian pot adalah proses dimana tanaman anggrek ditanam ulang dengan pot yang lebih besar dengan media tanam baru. Penggantian pot diperlukan karena khawatir pot lama tidak cukup menampung saat tanaman siap berbunga seiring pertumbuhan tanaman anggrek yang semakin membesar. Kapan harus melakukan penggantian pot tidak ada waktu yang pasti. Kejelian pengamatan sehari-hari sangat diperlukan. Anda bisa melihat tanda-tanda berikut pada tanaman Anggrek untuk menentukan saat tepat pot diganti:
    - Pot sudah padat oleh tunas baru
    - Pot sudah tidak cukup menampung perakarannya
    - Media tanam banyak ditumbuhi lumut
    - Media tanam sudah hancur dan lapuk.
  5. Lokasi, suhu, dan kelembaban
    Anggrek akan tumbuh baik di dataran tinggi, bukan berarti di dataran rendah tidak bisa hidup akan tetapi harus memenuhi ketentuan yang tepat. Suhu udara berkisar 15ºC-35ºC (suhu optimum 21ºC) dengan sirkulasi udara yang baik. Kelembaban udara berkisar antara 65%-70%.

Tak hanya anggrek, masih banyak tips merawat tanaman lainnya di halaman ini. Baca juga trik menata bunga potong agar terlihat cantik.

http://www.tdwclub.com/showthread.php?810-5-Cara-Merawat-Tanaman-Hias-Bunga-Anggrek